ANDIS

Mengembangkan suatu sistem tidaklah mudah, kembali lagi kepada tujuan awal membangun. Jika hanya untuk keren-kerenan semata dan tidak bersifat sustainable, maka sistemmu hanya akan menjadi barang rongsokan semata. Suatu sistem yang akan dijadikan produk tentunya harus direncanakan dengan matang, bagaimana sistem itu dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan zaman seiring dengan perkembangan teknologinya.

Perencanaan pembangunan sistem tentunya didasarkan atas kebutuhan pelanggan, pasar, issue yang sedang berkembang, dsb. Sejak bergulirnya industri 4.0 banyak sekali Start-Up yang bermunculan, mereka tidak hanya menawarkan bisnis tapi juga teknologi digital. Para Start-Up ini juga disebut disrupsi karena merekalah yang mendobrak proses bisnis konvensional digantikan dengan metode digital yang prosesnya serba otomasi dan tentunya mampu menyelesaikan masalah dengan cepat.

Para penggiat teknologi sampai detik ini pun masih tidak bisa tidur untuk terus mengembangkan karya terbaiknya demi umat manusia di muka bumi ini. Jangan salah kaprah, teknologi itu hanya tools untuk menyelesaikan masalah bukan LORD yang bisa mengerjakan segalanya. Meski sudah era AI (Artificial Intelligence), tetap saja dikatakan sebuah Artificial yang artinya buatan. Campur tangan manusia lah yang mengerjakan teknologinya.

Banyaknya disrupsi yang bermunculan tidak selalu berdampak positif dalam kehidupan, teknologi yang berkembang selalu saja ada penyimpangan dalam hal penggunaannya atau produk yang diciptakan. Sebagai pengguna teknologi, kita mempunyai kewajiban untuk selektif terhadap produk teknologi yang kita gunakan dan manfaatnya untuk kehidupan kita. Disinilah perlunya kita untuk melakukan filtering terhadap disrupsi lain yang diartikan sebagai pengerusakan dan perusakan nilai positif dari teknologi. Gimana kalau kita bikin ANDIS (ANti Disruption Information System) ?